Sebanyak 13 prajurit TNI dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya telah ditahan Pomdam III/Siliwangi terkait kasus dugaan penyiksaan yang dilaksanakan kepada salah satu member Golongan Kejahatan Bersenjata (KKB) Papua, Definus Kogoya.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Kristomei Sianturi mengatakan Pomdam Brawijaya akan mendalami terkait dengan motif penyiksaan yang dilaksanakan para prajurit tersebut.

Nantinya akan kita cek lebih lanjut apakah ini atas inisiatif pribadi atau memang ada instruksi dari atasannya untuk melaksanakan itu,\\“ kata Kristomei Sianturi, Senin (25/3/2024).

Menurut Kristomei, setelah terungkap motif barulah ketahuan motif karena pengaruh sesungguhnya dari perbuatan pelanggaran aturan yang dilaksanakan ke-13 prajurit TNI tersebut.

\\“Nanti kita lihat bagaimana keterkaitan atau hubungan karena https://proguardsports.com/ walhasil, kenapa dia sampai melaksanakan itu. Dan itu nanti akan memastikan ragam sanksi apa yang akan diberi kepada prajurit tersebut,\\“ tuturnya.

Sementara itu, Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengucapkan perbuatan ke-13 prajurit yang memvideokan penyiksaan tak diketahui oleh para komandan.

\\“Tidak, tak (ada arahan untuk memvideo). Mereka iseng saja merekam sendiri, sehingga kemarin tak tahu bagaimana muncul jadi viral. Tetapi tak ada laporan seperti itu (arahan),\\“ kata Izak.

Malahan, Izak mengucapkan jikalau kejadian itu diketahui sesaat insiden penyiksaan dilaksanakan pada 3 Februari 2024 lalu. Dia sendiri yang akan menindak para prajurit, karena telah merusak upaya menjaga perdamaian di tanah Papua.

\\“Kita amat naik pitam jikalau terjadi seperti itu. Saya sebagai Pangdam tak mengkoreksi ada perbuatan kekerasan di Papua. Saya berusaha membangun penyelesaian perselisihan keadaan sulit di Papua dengan pendekatan humanis, kearifan lokal wajib serasi dengan bagaimana masyarakat Papua,\\“ sebut Izak.

Izak bahkan mengakui dikala video penganiayaan itu viral sempat tak percaya. Sebab, dalam video tak menonjol pelaku seperti member TNI, karena hanya menampilkan tubuh korban.

\\“Sehingga saya berpikir jikalau tak ada kejadian ini di Papua karena sampai dengan dikala ini tak ada masyarakat yang melaporkan ini. Umumnya jikalau ada kekerasan di Papua, gereja telah pasti akan menghubungi saya, masyarakat pasti hubungi saya, pasti laporan,\\“ jelasnya.

\\“Sebab kami punya hubungan bagus dengan segala pihak di Papua. Sampai dikala ini kami tak pernah dapat keluhan itu, sehingga saya berkesimpulan ini (dikala awal) tak terjadi di Papua,\\“ tambah Izak.

Ketika ini kasus telah ditangani oleh Pomdam III/Siliwangi dalam rangka pengerjaan penegakan aturan. Dengan telah membendung ke-13 prajurit, di antaranya 3 sepadan pangkat bintara dan 10 pangkat tamtama ditahan di tahanan militer maximum security.

TNI Meminta Maaf kepada Masyarakat Papua
Izak Pangemanan menerangkan, kejadian itu dilaksanakan prajurit Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya yang bertugas dikala pertengahan Februari di Papua.

\\“Di Puncak Jaya, secara khusus di daerah Ilaga, Gome, di mana TKP itu terjadi. Kita akan usut tuntas keadaan sulit ini. Apa bahkan yang terjadi di sana akan menjadi bahan untuk pengerjaan aturan nanti,\\“ kata Izak.

Ketika video penganiayaan tersebut beredar, prajurit Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya telah kembali ke satuannya di Kodam III/Siliwangi.

Sebab batalyon 300 telah purna tugas, telah tak lagi di Papua. Kita membuat surat bantuan pemeriksaan dan dikala ini Pomdam III/Siliwangi sedang melaksanakan pemeriksaan kepada yang diduga terlibat di dalam perbuatan kekerasan ini,\\“ sebut Izak.

Sampai sekarang, 13 prajurit TNI itu telah ditahan oleh Pomdam III/Siliwangi guna pengerjaan aturan lanjutan. Dengan tiga di antaranya berpangkat sekelas bintara sementara sisanya sekelas tamtama.

\\“Kami akan memberikan keadilan yang seadil-adilnya kepada masyarakat Papua, pengerjaan aturan dapat diakses oleh siapa bahkan oleh masyarakat biasa, silakan diakses, kami akan berikan jalan masuknya,\\“ tutur dia.

\\“Sekali lagi, saya minta maaf kepada segala masyarakat Papua atas kejadian ini dan saya berkomitmen ke depan akan meningkatkan pengawasan, sehingga kejadian-kejadian seperti ini tak terulang lagi,\\“ tambah Izak.

Discussion

Leave a reply

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert