Daftar Pemain yang Tinggalkan Timnas Indonesia Demi Ikut Pendidikan Polisi

Pemain sepak bola kadang dihadapkan dengan sebuah dilema, yakni memilih bertahan di dunia sepak bola atau memilih pendidikan di luar sepakbola.

Pemain sepak bola profesional rela mati-matian untuk menembus tim utama, Timnas Indonesia. Tidak mudah untuk menjadi salah seorang yang bisa membela negara.

Para pemain harus punya mental dan fisik yang kuat. Mereka melalui berbagai macam seleksi baru bisa diberikan jersey Timnas Indonesia.

Namun, ada beberapa pemain yang rela meninggalkan popularitas di timnas untuk memilih mengejar hal lain. Setidaknya, ada empat pemain yang rela meninggalkan tim nasional Indonesia karena lebih memilih ikut pendidikan polisi.

Bukan hanya di timnas, keempat pemain pun tidak akan merumput bersama klub yang dibelanya hingga beberapa waktu ke depan. Berikut daftar keempat pemain tersebut:

Muhammad Ferarri
Saat Liga 1 sudah berjalan, Muhammad Ferarri justru menarik diri untuk ikut pendidikan polisi. Pemain bek tengah ini harus rela meninggalkan Persija dan juga Timnas Indonesia U-20.

Frengky Missa
Frengky Missa juga kunjungi memilih ikut pendidikan polisi. Pemain yang kini bermain untuk Persikabo harus meninggalkan Timnas Indonesia U-20.

Kakang Rudianto
Kakang Rudianto merupakan pemain muda yang bermain di posisi bek tengah. Ia bermain untuk Persib Bandung dan Timnas Indonesia U-20 dan harus meninggalkan kedua kesebelasan tersebut untuk ikut pendidikan polisi.

Ginanjar Wahyu
Pemain pinjaman Arema Malang dari Persija Jakarta, Ginanjar Wahyu, juga memilih ikut pendidikan polisi. Pemain penyerang dan gelandang serang ini rela meninggalkan Timnas Indonesia U-20.

Hal Penting Soal Asuransi Pendidikan Perlu Dipahami
Banyak orang yang belum memahami jelas tentang asuransi pendidikan. Asuransi pendidikan sejatinya adalah asuransi jiwa yang diberikan berupa dana tabungan atau investasi.

Pada asuransi ini, peserta diwajibkan membayar iuran secara rutin. Jika setoran iuran lancar, maka perusahaan asuransi akan memberikan uang santunan ke keluarga jika pencari nafkahnya mengalami kejadian tak diinginkan di kemudian hari, misalnya sakit atau bahkan meninggal dunia.

Memiliki asuransi ini akan membuat keluarga tidak akan mengalami kesulitan untuk membayar sekolah anak di masa depan jika ada musibah datang.

Akan tetapi, keberhasilan suatu asuransi dalam membantu keluarga akan bergantung dengan perhitungan Anda sendiri terkait biaya pendidikan ke anak Anda. Sebab bisa saja, uang pertanggungan yang cair nantinya tidak mampu menutupi biaya pendidikan anak lantaran biaya pendidikan mengalami kenaikan.

Meski memiliki asuransi pendidikan, Anda tetap harus menyisihkan uang atau asset berharga untuk mengumpulkan dana pendidikan anak nantinya. Sebab berasuransi tidaklah sama dengan menabung.

Asuransi pendidikan memang memiliki fitur tabungan atau investasi, tapi tujuan utama berasuransi bukan untuk mengumpulkan dana pendidikan anak. Melainkan untuk menghadapi musibah yang muncul saat masih tengah berjuang mengumpulkan dana pendidikan anak.

Sering juga kita menemukan promo-promo dalam asuransi pendidikan seperti loyalty bonus, total manfaat yang melebihi 100% dari target dana pendidikan, hingga santunan sebesar dua kali lipat ketika meninggal dunia.

Discussion

Leave a reply

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert