Data Badan Pusat Statistik (BPS) menceritakan bahwa penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia merupakan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang mesti mewujudkan tamatan siap kerja.

Menurut data BPS dari Februari 2024, tingkat pengangguran dari SMK merupakan sebesar 8,62 persen, SMA 6,73 persen, D4-S3 sebesar 5,63 persen, D1-D3 sebesar 4,87 persen, SMP 4,28 persen, SD 2,38 persen.

Pengamat Pendidikan Vokasi, Farkhan mengatakan, stigma bahwa tamatan SMK sebagai kontributor pengangguran terbesar menurut data statistik ketenagakerjaan 10 tahun terakhir memang benar.

Namun sekiranya disandingkan dengan data jumlah Gen Z yang https://www.pdfijateng.com/ menganggur pada bentang usia 15–24 tahun sebesar 16,42 persen, karenanya menampakkan bahwa mereka merupakan angkatan kerja dengan kemungkinan tamatan SMP hingga tamatan sarjana, yang secara statistik memang populasi pendidikan menengah SMA/SMK merupakan terbesar proporsinya.

“Hal ini juga menggambarkan program mesti belajar 12 tahun pemerintah cukup berhasil menurunkan angka putus sekolah terutama di tingkat dasar hingga menengah,” katanya.

Farkhan membeberkan, jumlah peserta didik dan tamatan SMA sedikit lebih banyak daripada SMK, namun sebagian besar tamatan SMA terserap di perguruan tinggi, dan sisanya masuk ke pasar kerja.

“Renstra Direktorat Jenderal Vokasi 2020–2024 menceritakan bahwa proporsi melanjutkan pendidikan tinggi bagi tamatan SMK masih benar-benar rendah sekiranya dibandingi dengan tamatan SMA,” ucap anggota Forum Pengarah Vokasi Kemendikbudristek ini.

”Tentu jumlah ini benar-benar jauh dibandingi tamatan SMA yang melanjutkan, sehingga sebagian besar tamatan SMK akan menjelang pasar kekuatan kerja, menyebabkan tamatan SMK menjadi kontributor terbesar pengangguran di Indonesia, sebab populasi yang masuk pasar kerja memang paling banyak.“

„Justru yang penting disikapi merupakan terjadinya mismatch antara kualifikasi tamatan dengan keperluan dunia kerja,” ucap pria yang dikala ini menjabat sebagai Direktur Politeknik Digital Boash Indonesia.

Lapangan Kerja

Farkhan membeberkan menurut data Sakernas BPS 2023 bahwa 29,36 persen mayoritas lapangan pekerjaan di Indonesia didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.

Namun kenyataannya menurut data Dapodik, jumlah siswa SMK terbanyak dikala ini justru di bidang keahlian TIK, disusul Teknologi dan Rekayasa, dan Bisnis Manajemen dengan sempurna persentase 80 persen.

Meski SMK di bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi yang mewadahi kompetensi keahlian Pertanian jumlah siswanya hanya sekitar 4 persen saja.

“Hal ini tentu menggambarkan terjadinya dilema pada perencanaan dan pemetaan supply vs demand. Patut buka-tutup kompetensi keahlian di SMK merupakan hal yang wajar terjadi di SMK meniru dinamika pasar kerja,” tutur pria yang juga anggota dari Worldskills Indonesia ini.

Discussion

Leave a reply

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert