Visi dan Misi Akademi Angkatan Udara

Menjadi unggul dalam bidang Iptek Kedirgantaraan, sekaligus menghasilkan pemimpin yang memiliki karakter, profesionalisme, modernitas, integritas, dan wawasan kebangsaan.

Misi Akademi Angkatan Udara
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan secara proporsional untuk menguasai Iptek di bidang Kedirgantaraan.
2. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang handal untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Mengadakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan TNI/TNI AU guna membentuk karakter berdasarkan jiwa juang kepada bangsa dan negara.
4. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan militer dengan kurikulum berbasis kompetensi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan manajerial, berkepribadian prajurit Saptamarga, serta berkesamaptaan jasmani.
5. Mengembangkan sistem pendidikan dan pengkajian yang dapat merangsang inisiatif, inovasi, dan kreativitas lulusan dalam menghadapi perubahan serta rainbowofkidsacademy.com kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang Iptek kedirgantaraan.
7. Menjalin kerjasama dengan institusi lain terkait pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam sektor teknologi kedirgantaraan.

Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah perguruan tinggi yang berada di bawah naungan TNI Angkatan Udara (TNI AU) dengan lokasi di Yogyakarta. Akademi ini didirikan untuk memproduksi lulusan perwira TNI Angkatan Udara. Dalam struktur organisasi TNI Angkatan Udara, Akademi Angkatan Udara berada di bawah kepemimpinan Gubernur Akademi Angkatan Udara.

AAU memiliki sejarah yang mengesankan, karena pendiriannya berhubungan dengan momen penting dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan. Berikut adalah rincian sejarah Akademi Angkatan Udara.

Sejarahnya dimulai dari sekolah penerbang TNI Angkatan Udara yang didirikan pada 15 Desember 1945 oleh Komodor Muda Udara Adisutjipto di pangkalan udara Maguwo (sekarang Lanud Adisutjipto). Pada masa itu, sekolah ini menggunakan pesawat-pesawat tua seperti Chureng dan Hayabusha. Meskipun dengan pesawat-pesawat lama, sekolah penerbang ini terkenal melahirkan para penerbang handal yang mencatat prestasi gemilang dalam sejarah perjuangan bangsa. Beberapa lulusan terkenal dari sekolah penerbang tersebut antara lain Prof. dr. Abdulrachman Saleh, Husein Sastranegara, Halim Perdanakusuma, Suharnoko Harbani, Iswahyudi, Soetardjo Sigit, dan Moeljono.

Sebelumnya, pada 1 Agustus 1921, telah didirikan sekolah penerbangan pertama di Indonesia di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Kemudian pada 1 Januari 1940, sekolah tersebut berganti nama menjadi penerbangan militer atau militaire luchvaart. Pada masa itu, syarat untuk menjadi penerbang adalah lulus dari Akademi Militaire Academy Breda.

Letnan Suryadi Suryadarma, yang merupakan lulusan Akademi Militer Breda, langsung diterima sebagai penerbang pengintai setelah menyelesaikan pelatihan di Kalijati dan kemudian ditugaskan sebagai instruktur. Kontribusinya yang besar mengantarkan Letnan Suryadi Suryadarma dinyatakan sebagai Bapak AURI, dan namanya diabadikan sebagai nama pangkalan udara Kalijati pada tahun 2001.

Beberapa tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1939, Sekolah Penerbang Kalijati diintegrasikan dengan Sekolah Pengintai yang berada di Lapangan Andir, Kota Bandung. Dalam proses rekrutmen, sekolah penerbang tersebut menerima 10 siswa, di mana lima di antaranya berhasil meraih taraf KMB (Kleine Militaire Brevet), yaitu Husein Sastranegara, Sulistio, dan H. Sujono; sementara dua lainnya mencapai taraf GMB (Groote Militaire Brevet) yaitu Adi Sutjipto dan Sambudjo Hurip, dan sisanya tiga orang dalam status grounded.

Discussion

Leave a reply

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert