Bupati Buton Utara Dr. H. Muhammad Ridwan Zakariah, M Si didampingi ketua TP PKK Dra. Hj. Muniarty M.Ridwan menghadiri Upacara peringatan HUT Sultra ke 60 di pelataran kantor Gubernur Sultra, Sabtu, (27/4/2017).

PJ. Gubernur Sultra Komjen Pol (Purn) Dr (HC) Andap Budhi Revianto menjadi inspektur upacara didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, Asrun Lio, Ph.D.

Di awal sambutannya sejenak mengheningkan cipta untuk mengenang arwah pahlawan yang telah mendahului kita semua.

“Dengan segala kerendahan hati saya mohon kita semua untuk sejenak mendoakan para pahlawan Kusuma bangsa, gubernur/wakil gubernur, pimpinan dan anggota DPRD dan segenap ASN yang telah mendahului kita dan telah berjasa bagi Provinsi Sulawesi Tenggara, ajaknya.

Selanjutnya, dalam sebuah kisah sejarah pasca 17 Agustus 1945, pemerintah kolonial Belanda tetap berupaya mencekram Indonesia. Siasat dijalankan atas nama perundingan yang melahirkan perjanjian Linggar Jati tahun 1947.

Singkatnya, sejarah itu sampai tahun 1957 melalui deklarasi Juanda Indonesia menyatakan diri sebagai negara kepulauan. Sampai pada perancangan sistem ketatanegaraan melalui konsep otonomi daerah dalam bingkai NKRI.

Perlu diketahui ternyata ada salah satu konseptor merupakan putra terbaik dari Sulawesi tenggara yaitu Bapak H. Yakup Silondae.

Beliau pula menjadi pencetus utama gagasan pembentukan Provinsi Sulawesi Tenggara.

“Beliau bersama organisasi pemersatu masyarakat Indonesia berjuang keras untuk berdirinya Sulawesi Tenggara”.

Artinya Provinsi Sultra tercinta ini didirikan oleh para pejuang kemerdekaan, pejuang yang mempertahankan kemerdekaan, dan pejuang yang terlibat untuk tegaknya kedaulatan NKRI .

Apabila kita hayati dengan seksama, para pendahulu kita dunia188 untuk terbentuk dan berdirinya Provinsi ini mendedikasikan bukan dirinya saja, namun semua hal yang mereka miliki baik materi maupun jiwa dan raganya hanya satu tujuan mereka bahwa Provinsi Sultra didirikan untuk menjadi bagian terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur. Provinsi Sultra harus dijalankan oleh pemerintahan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa. Visi misi tersebut sebagai konsekuensi dari kembalinya Indonesia pada UUD tahun1945.

Tahun ini perkenankan saya menaruh harapan pada semua pelayanan publik untuk berani melakukan kritik diri. Kritik untuk lebih mampu membangun diri. Membangun diri menjadi pribadi yang sadar menjadi pelayan publik yang memiliki kesadaran bahwa kita adalah manusia yang diberi kesempatan berharga oleh Allah SWT sebagai pekerja dan abdi negara, sudah seharusnya kita mendedikasikan hidup untuk kehidupan yang lebih baik bermakna dijalan pengabdian kepada rakyat, bangsa dan negara.

“Tidak semua orang mendapatkan kesempatan ini, renungkanlah kembali apa yang saya sampaikan. Saatnya kita untuk menyingkirkan rasa malas menjadikan amanah jabatan untuk kepentingan diri ataupun kelompok, singkirkan segregasi, friksi dan rasa permusuhan diantara kita. Saatnya usia 60 tahun Sultra menjadikan tonggak kita bersama untuk sebarkan energi positif siarkan kebenaran dan kebaikan melalui tugas dan jabatan yang kita emban. Jabatan ada masanya, siapa pun ada saatnya. Mari kita tinggalkan legacy berupa kebaikan dan kesejahteraan bagi Sultra . Sungguh Allah maha baik dan maha memberi hidup yang penuh makna. Hidup yang insyaallah akan membawa berkah bagi masyarakat Sultra. Sebaik-baiknya hidup yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang amaliah. Sebaik-baik jabatan adalah jabatan yang dapat bermanfaat secara positif, harap Pj. Gubernur Sultra.

Setelah upacara berlangsung, Bupati Buton Utara memberikan ucapan Selamat Ulang Tahun untuk Sulawesi tenggara yang ke-60, semoga Sulawesi Tenggara menjadi daerah yang maju dan berdaya saing untuk kesejahteraan masyarakat.

Discussion

Leave a reply

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert